Senin, 03 Januari 2011


Tak Ada Tempat Aman untuk Senyummu
Karya: Huda M Elmatsani

Tak ada tempat aman untuk sembunyikan senyummu. Pada bungakah? Kupukupu datang, dan aku melihat senyummu memancar anggun. Pada daun? Angin berhembus, senyummu menari ke kanan dan ke kiri. Pada gerimis? Ah, matahari justeru mengubahnya jadi pelangi. Semakin nampak betapa indahnya engkau tersenyum.

Tak ada tempat aman untuk sembunyikan senyummu. Bahkan ketika bibirmu rapat seribu bahasa dan hening mengunci setiap suara. Sunyi hanya memberi kesempatan pada kata untuk membebaskan diri dan menemukan isyarat pada relief tatapanmu. Dan di sudut matamu yang kuntum, aku melihat betapa indahnya engkau tersenyum.

Maka berikan saja senyummu itu padaku.
Tanpa malumalu, tanpa ragu.

Percakapan tanpa Kata
Karya: Huda M Elmatsani

Di lindap malam
kita tak nyalakan lilin
hanya kilap bulan separuh lingkaran
dibingkai kaca jendela
dan siluet reranting.

Kita berhadapan tanpa sapa
hanya tatapan tajam bersinar
saling menembus keheningan
segala kata menjelma
debar di dada.

Memandangi semesta, dinda
bintangbintang bagai intan bertaburan
menciptakan larik-larik puisi
komposisi indah untuk kukalungkan
di hatimu.

Setiap pertemuan adalah cakrawala
tempatku munajatkan cinta
di antara cahaya matamu: indah sehening doa.
Percakapan tak selalu tercipta
dari kata.

Senyummu Indah Begitu Saja
Karya: Huda M Elmatsani

Dinda, entah kenapa
senyummu indah begitu saja.
Tak perlu kata kiasan menjelaskannya.
Tak perlu majas rembulan
atau tujuh bait pelangi.

Senyummu indah begitu saja.

Lalu, bagaimana bisa kubiarkan
kau tersenyum
tanpa kusiram dengan cium.
Seperti siraman premium
senyummu api begitu saja
membakar seluruh kata-kataku
yang tersisa hanya bongkahan arang
bekas tumpukan puisi
yang tak sempat kuucapkan.

Senyummu indah begitu saja.

Perlahan meluncur ke lubuk hatiku
menimba airmata
menumpahkannya ke langit biru.
Senyummu gerimis begitu saja
menggiring kepak-kepak camarku
berlayar di samudera hatimu.

Selalu Ada Puisi Untukmu
Karya: Huda M Elmatsani

Selalu ada puisi untukmu
antara hasrat dan katakata yang dibasahi gelembung cinta
yang melahirkan gerimis di bumi jiwa kita
semua kata yang tujuannya menggambarkan hatimu
selempang pelangi di cakrawala.

Senyum yang menjadi rahasia bibirmu
kuperam dalam jantungku. Tumbuh satu per satu
menggetarkan sunyi, bermekaran di antara jemari
sebagian terperangkap ke dalam sajak
sebagian terlepas menjelma kepakkepak renjana.

Jangan risaukan katakata yang tak terucapkan
biarkan menggenang dalam kolam ingatan
atau angin menyingkap rinduku
yang tersembunyi di dedaunan dan melepaskannya padamu
dalam bentuk musim gugur yang indah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar