Kamis, 01 Juli 2010

Motivasi Guru

                                                                       Motivasi Guru

Apa yang membuat seorang guru bertahan dengan profesinya? Bahkan, tidak sedikit yang harus tinggal di pelosok daerah dengan gaji apa adanya. Atau, mungkin saja menjadi guru bukanlah cita-cita Anda. Bisa jadi karena pilihan kerja yang terbatas, mengharuskan Anda menjadi guru.

Meski demikian, jika Anda telah menjadi seorang guru, mengapa tidak sekalian menjadi guru yang baik dan handal, walau belum meliputi seluruh standar kebaikan dan standar ideal menjadi seorang guru? Mungkin Anda perlu membaca kisah berikut yang bisa dijadikan teladan, bahkan bisa memotivasi guru.

Memiliki misi dalam kehidupan adalah motivasi terbesar untuk berprestasi. Pada November 1922, Fr henry Heras, seorang pendeta muda Spanyol, sesudah beberapa hari mendarat di Bombay, mengabdikan diri pada lembaga pendidikan St. xafier. Ia adalah seorang ahli sejarah dan mempunyai gelar dalam bidang sejarah Spanyol.

Ketika menemui pimpinan, ia ditanya mengenai cabang ilmu apa yang akan diajarkan. Heras menjawab Sejarah India, bidang yang sama sekali tidak dipahaminya. Lalu pimpinan menanyakan, bagaimana ia akan mengajarkan ilmu tersebut. Maka Heras dengan optimis menjawab : saya akan mempelajarinya. Ungkapan luar biasa yang bisa memotivasi guru dimana saja.

Dalam menjalankan misinya, tentu saja ia harus menghadapi tugas-tugas yang banyak. Ia harus mempelajari sejarah secara keseluruhan. Ia harus kembali ke masa silam, serta sejarah banyak manusia. Kompleksitas tugas kemudian bertambah ketika bukti dokumenter periode penting berkurang dalam sejarah India dan tidak banyak naskah yang didasarkan pada penemuan arkeologi.

Namun ia bisa melakuka tugasnya dengan tekad, bahwa dia bukan hanya guru sejarah yang sempurna, namun juga seorang ahli sejarah yang memiliki reputasi sekelas Sir Janudath sarkar dan dr. Surendra Nath sen. Kemudian ketika ia wafat di tahun 1956, karyanya dikenang oleh sebuah institut di Bombay, dengan sebuatn Institut Heras. Nah, benar bukan, cerita ini sungguh bisa memotivasi guru dimana saja.

Ketika Anda memiliki satu misi besar dalam hidup, maka tidak ada satu tugas pun yang tampak sulit. Tidak ada kendala besar yang Anda hadapi. Jika Anda seorang tenaga didik, kata-kata motivasi guru berikut mungkin sesuai untuk Anda :

Seratus tahun dari sekarang, tidak akan ada artinya jenis mobil apa yang akan saya kendarai, jenis rumah yang saya tinggali, berapa banyak uang yang saya punya di rekening bank atau pun seperti apa baju yang saya pakai. Tetapi dunia mungkin akan bisa menjadi sedikit lebih baik karena saya berperan penting dalam kehidupan seorang anak (Anonim)

Terkait dengan motivasi guru, perlu Anda ketahui, guru yang memberi kesan positif dan mendalam kepada muridnya adalah guru yang memiliki banyak peran sekaligus. Anda harus bisa berperan sebagai orang tua mereka, dan pada saat tertentu bergabung bersama sebagai kawan mainnya. Pada saat yang penting, guru berperan sebagai seorang pemimpin. Saat yang lain, guru memerankan diri sebagai fasilitator. Dan sejatinya, guru memainkan dirinya sebagai guru

Menjadi guru berkualitas dunia dan akhirat menjadi konsensus dan tujuan bersama. Apapun yang Anda lakukan di dunia, pastinya akan memiliki konsekuensi untuk kehidupan Anda hari ini dan kelak di akhirat. Motivasi guru yang juga perlu Anda pahami, dunia ini ibarat bercocok tanam dalam nilai-nilai kebaikan. Pahala kebaikan tersebut akan dipanen di akhirat kelak.




                                                         Menumbuhkan Motivasi Pelajar

Dalam setiap bidang, motivasi selalu dibutuhkan, karena inilah yang menjadi pendorong atau tenaga untuk bergerak. Begitupun dengan pelajar. Motivasi pelajar dibutuhkan agar siswa lebih giat dalam belajar dan berinovasi menghasilkan karya yang positif.

Untuk memotivasi pelajar, ada beberapa cara. Diantaranya adalah :

1. Menetapkan visi

Setiap pelajar hendaknya memiliki visi yang jelas. Untuk apa dia belajar? Apa yang diharapkan begitu ia menyelesaikan studinya? Dengan demikian, ia tidak akan asal saja dalam menjalani proses studinya. Seorang Luiz Alvarez, peraih Nobel Fisika, selalu melaksanakan nasihat ayahnya untuk selalu duduk diam sambil memejamkan mata dan berusaha memikirkan persoalan baru, untuk kemudian diteliti dan dipecahkan. Ia selalu bermimpi untuk menjadi The Most, The Best and The First dalam setiap bidang yang digelutinya. Kebiasaan baik Luiz ini bisa dijadikan motivasi pelajar, agar memiliki mental juara.

2. Belajar bukan karena paksaan

Jadikan belajar sebagai makanan, dimana Anda akan lapar jika tidak melakukannya. Buat bagaimana caranya agar belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan, bukan suatu paksaan. Memang, awalnya ini seperti sebuah pengorbanan. Namun jika Anda menjalaninya dengan ikhlas, maka lama kelamaan Anda akan bisa menikmati proses belajar, bahkan ketagihan. Leon Joseph, seorang seniman Prancis di abad 19 bisa memotivasi pelajar melalui nasihatnya : Kebahagiaan adalah mereka yang berani bermimpi dan berani berkorban demi mewujudkan mimpinya.

3. Fokus

Sebuah ungkapan yang sangat bagus untuk memotivasi pelajar adalah : "kehidupan tidak akan pernah menjadi luar biasa tanpa focus, dedikasi dan disiplin". Dengan fokus, maka akan membuat Anda lebih tajam dalam menentukan sasaran. Ibaratnya, sinar matahari tidak akan bisa membakar kertas, akan tetapi jika sinar ini difokuskanlewat sebuah kaca pembesar, sinar ini mampu membakar tidak hanya kertas, tapi bahkan daging pun bisa matang terbakar.

4. Tidak ada kamus menyerah

Setiap orang pastinya pernah mengalami kegagalan. Mungkin Anda juga pernah mengalaminya. Bisa jadi Anda sudah bersusah payah, berjuang, belajar, namun Anda tidak mendapatkan hasil yang Anda inginkan. Kesuksesan akan mendatangi siapa saja yang tidak takutterhadap kegagalan. Begitulah ucapan Winston Churchill, tokoh terpenting sejarah Inggris Modern dan sejarah dunia, yang bisa memotivasi pelajar.

5. Membutuhkan waktu dan kesabaran

Kata-kata seorang Napoleon Hill mungkin bisa dijadikan motivasi pelajar : "kesabaran, keteguhan hati, dan kerja keras adalah kombinasi untuk sukses. Karenanya, jika Anda ingin sukses, maka Anda harus siap menjalani prosesnya. Akan beda hasilnya jika Anda belajar ketika akan ujian saja, dengan mereka yang belajar secara rutin. Persiapan mendadak dalam ujian, bisa jadi akan mengacaukan semuanya. Ingatan yang tidak mengendap lama akan mudah hilang begitu saja.

Ingat, tidak semua orang yang sukses memiliki prestasi yang bagus sejak kecil. Bahkan, tidak sedikit yang menemui masalah, seperti disleksia atau sukar mengeja kata-kata. Sebut saja dalam hal ini Bill Gates (pendiri dan CEO Microsoft) dan Lee Kuan Yew (mantan Perdaa Menteri Singapura, kemudian menjadi menteri Senior) adalah dua contoh penderita disleksia yang berhasil. Kunci mengatasi masalahnya tidak lain adalah memberikan pengulangan belajar dan memberikan dorongan pada anak tersebut. Itulah mengapa, motivasi pelajar ini memegang peran penting dalam mendukung kesuksesan seseorang.


                                                      Mengenal Arti KepemimpinanStogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan diantaranya memiliki beberapa unsur yang sama.

Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.

Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance".

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :
Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.

Kepemimpinan seringkali disamakan dengan manajemen. Padahal, keduanya berbeda. Menurut Bennis and Nanus (1995), pemimpin berfokus mengerjakan yang benar, memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara tepat. Sedangkan manajer memusatkan perhatian pada mengerjakan secara tepat sedangkan manajemen mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien mungkin.

Berikut perkembangan pemikiran ahli-ahli manajemen mengenai model-model kepemimpinan :
Model Watak Kepemimpinan

Pada umumnya studi pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain (Bass 1960, Stogdill 1974). Stogdill (1974) menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi.
Model Situasional

Model ini merupakan pengembangan model sebelumnya dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan.
Model Kepemimpinan yang Efektif

Model ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of behaviours) para pemimpin yang efektif.
Model Kepemimpinan Kontingensi

Model ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional.
Model Transformasional

Ini merupakan model yang relatif baru, yang pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar